http://www.4shared.com/audio/5kH6lyX-/Blast__Rose_-_Quando_Quando_Qu.htm
Silahkan diunduh, & Selamat menikmati! :)
Tuesday, May 25, 2010
Saturday, May 15, 2010
Relieve :)
saya bertemu seorang teman tadi, lalu kami ber bincang-bincang dengan serunya. sampai saya menemukan kalimat-kalimat ini.
Mataku dibuka, telingaku diperdengarkan.
aku di beri tau, data lengkapnya.
siapa wanita itu, bagaimana sikapnya.
akhirnya aku mengerti,
aku sudah benar dengan apa yang aku lakukan.
melepaskannya kepada tangan yang lebih handal.
wanita itu baik, sangat baik.
dan kini,
aku yakin.
kamu akan bahagia dibuatnya.
kasihnya mengalir.... tetaplah bersama.
Ia pemilik jaminan kebahagiaanmu.
lalu aku kan kembali mengarungi waktu
untuk cari siapa yang siap menjamin bahagia-ku.
Mataku dibuka, telingaku diperdengarkan.
aku di beri tau, data lengkapnya.
siapa wanita itu, bagaimana sikapnya.
akhirnya aku mengerti,
aku sudah benar dengan apa yang aku lakukan.
melepaskannya kepada tangan yang lebih handal.
wanita itu baik, sangat baik.
dan kini,
aku yakin.
kamu akan bahagia dibuatnya.
kasihnya mengalir.... tetaplah bersama.
Ia pemilik jaminan kebahagiaanmu.
lalu aku kan kembali mengarungi waktu
untuk cari siapa yang siap menjamin bahagia-ku.
Friday, May 14, 2010
Tanpamu
Ketika aku terdiam, terdengar suara-suara menjamah tubuhku.
mendekati telingaku, lalu bisikkan keindahannya. tak tertahankan.
aku pergi, mencoba lari. namun kakiku pincang!
aku jatuh, belum sembuh.
tangisku merebak, semua mata menoleh padaku. tanyakan kabarku.
aku hanya bisa diam. menjawab pertanyaan mereka dengan kesunyian.
mengapa begitu sulit mencerna kata2 pahlawanku di gedung itu?
dan mengapa suara indahmu dengan baik masih mengalun indah.
mengapa tak mudah untuk lupa?
aku rasanya ingin mencabik setiap senti kenangan. betapa menyakitkan, pikirku.
aku tak ingin mengingatmu, setidaknya untuk saat ini.
hatiku tersayat, hatiku luka. karenamu.
namun hampa, Tanpamu.
mendekati telingaku, lalu bisikkan keindahannya. tak tertahankan.
aku pergi, mencoba lari. namun kakiku pincang!
aku jatuh, belum sembuh.
tangisku merebak, semua mata menoleh padaku. tanyakan kabarku.
aku hanya bisa diam. menjawab pertanyaan mereka dengan kesunyian.
mengapa begitu sulit mencerna kata2 pahlawanku di gedung itu?
dan mengapa suara indahmu dengan baik masih mengalun indah.
mengapa tak mudah untuk lupa?
aku rasanya ingin mencabik setiap senti kenangan. betapa menyakitkan, pikirku.
aku tak ingin mengingatmu, setidaknya untuk saat ini.
hatiku tersayat, hatiku luka. karenamu.
namun hampa, Tanpamu.
Monday, May 3, 2010
Penemuan
Setelah nyawaku hampir mati, karna kupikir ini takkan bisa terobati
aku berteman dengan waktu, bersahabat.... berbagi cerita.
waktu memperkenalkanku dengan orang-orang yang ada di sekitarku.
aku bermain, tertawa, membagi semua mimpi dan berbahagia.
hanya saja kali ini berbeda,
dengan Mereka, bukan Dia. dengan Plural, bukan Singular.
mereka adalah Teman.
mereka menyadarkanku, untuk tak berpura-pura.
untuk tak perlu menjadi pengemis, namun tak juga menjadi si Kaya yang sombong.
mereka berkata dengan lugas, bahwa Pria adalah makhluk tak sensitif.
dan Pria bukan dukun.
jadi lebih baik berkata apa adanya. tentang sakit. tentang hati. tentang rasa.
Aku telah menjadi manusia yang sangat jujur,
aku menyatakan cinta.
dan kini aku juga jujur, bahwa ternyata aku menemukan diriku tetap baik-baik saja.
tanpa ada Dia.
hidupku memang indah ketika dia mengisinya, tapi tak berubah menjadi buruk juga ketika ia sudah pergi.
lalu aku ingat kata temanku,
''Awal yang baik, harusnya diakhiri dengan baik pula.''
Dan demikian kuputuskan untuk ambil jalan tengah,
Berteman. itu lebih berarti, dan lebih Selamanya.
aku berteman dengan waktu, bersahabat.... berbagi cerita.
waktu memperkenalkanku dengan orang-orang yang ada di sekitarku.
aku bermain, tertawa, membagi semua mimpi dan berbahagia.
hanya saja kali ini berbeda,
dengan Mereka, bukan Dia. dengan Plural, bukan Singular.
mereka adalah Teman.
mereka menyadarkanku, untuk tak berpura-pura.
untuk tak perlu menjadi pengemis, namun tak juga menjadi si Kaya yang sombong.
mereka berkata dengan lugas, bahwa Pria adalah makhluk tak sensitif.
dan Pria bukan dukun.
jadi lebih baik berkata apa adanya. tentang sakit. tentang hati. tentang rasa.
Aku telah menjadi manusia yang sangat jujur,
aku menyatakan cinta.
dan kini aku juga jujur, bahwa ternyata aku menemukan diriku tetap baik-baik saja.
tanpa ada Dia.
hidupku memang indah ketika dia mengisinya, tapi tak berubah menjadi buruk juga ketika ia sudah pergi.
lalu aku ingat kata temanku,
''Awal yang baik, harusnya diakhiri dengan baik pula.''
Dan demikian kuputuskan untuk ambil jalan tengah,
Berteman. itu lebih berarti, dan lebih Selamanya.
Gempa (Wed, April 7 '10)
Aku, tadinya aku punya sebuah gubug yang sudah reot. namun dapat ditemukan kehangatan di dalamnya. lalu kamu datang, dan dengan singkat membuat sebuah rumah. megah dan penuh nyanyian indah. terdapat tawa dan kasih yang bercucuran. gubug itu terendam bersama pasir penghisap dan aku tak dapat melihatnya lg. namun dirumah baru itu aku dapat bernyanyi dan luka hati tentang gubug pun terobati. rumah itu kuyakini sebagai tempat tinggal, bukan hanya penginapan atau motel tempat tidur semalam.
suatu pagi, ayam berhenti berkokok. aku tunggu sampai sore, jangkrikpun tak pula tunjukkan suaranya. hingga suatu hari, ada petir menyambar hebat dan membuat bumi tempat rumah itu dibangun bergetar kuat. aku lalu berbaring di temani hujan, di temani rasa gelisah karna gempa kuat yang menyerang rumah megahku. rumah yang aku rawat. yang aku bangga-banggakan. namun sekarang atap dan lampu gantung-nya pecah.
guncangan dtg kembali dan kali ini meluluh lantahkan seluruh rumah yang telah kau bangun. namun entah kenapa aku masih percaya bahwa kau akan kembali membetulkan posisi rumah itu seperti sedia kala. dan lalu aku menemukan sisa puing reruntuhan yang berwujud lilin yang terang -- menenangkan.
tiba-tiba kau datang, aku sambut dengan hangat. hampir saja kulayangkan sebuah kecupan manis di dahimu. aku menangis, haru menyambutmu. namun kau tak ucapkan satu katapun, lalu kau tiup lilin yang tersisa dan pergi.
aku kembali ditemani hujan, lalu bertanya pada cermin ''Apa salahku?!'' lalu cermin membisu. aku tanyakan satu persatu pada semua saksi dan mereka semua mulai men-gagu. aku lelah, kuputuskan untuk ambil langkah.
aku mencarimu dan ternyata kau sudah punya rumah baru berlilin seribu yang kekal dan takkan mati walau nafasku habis untuk meniupinya satu per satu.
suatu pagi, ayam berhenti berkokok. aku tunggu sampai sore, jangkrikpun tak pula tunjukkan suaranya. hingga suatu hari, ada petir menyambar hebat dan membuat bumi tempat rumah itu dibangun bergetar kuat. aku lalu berbaring di temani hujan, di temani rasa gelisah karna gempa kuat yang menyerang rumah megahku. rumah yang aku rawat. yang aku bangga-banggakan. namun sekarang atap dan lampu gantung-nya pecah.
guncangan dtg kembali dan kali ini meluluh lantahkan seluruh rumah yang telah kau bangun. namun entah kenapa aku masih percaya bahwa kau akan kembali membetulkan posisi rumah itu seperti sedia kala. dan lalu aku menemukan sisa puing reruntuhan yang berwujud lilin yang terang -- menenangkan.
tiba-tiba kau datang, aku sambut dengan hangat. hampir saja kulayangkan sebuah kecupan manis di dahimu. aku menangis, haru menyambutmu. namun kau tak ucapkan satu katapun, lalu kau tiup lilin yang tersisa dan pergi.
aku kembali ditemani hujan, lalu bertanya pada cermin ''Apa salahku?!'' lalu cermin membisu. aku tanyakan satu persatu pada semua saksi dan mereka semua mulai men-gagu. aku lelah, kuputuskan untuk ambil langkah.
aku mencarimu dan ternyata kau sudah punya rumah baru berlilin seribu yang kekal dan takkan mati walau nafasku habis untuk meniupinya satu per satu.
Subscribe to:
Posts (Atom)