Seorang pemuda menapaki jalan ditengah kabut polusi
Punggungnya terasa berat meski ia tak membawa barang apapun
Rupanya hatinya sedari tadi tak tenang, meski mukanya diraut sedemikian senang
Ia sendirian, namun tak pula ia biarkan dirinya dihujan
Aku tak habis pikir, mengapa ia begitu keras?
Aku tak sedang bersamanya, aku hanya mengamati dari jauh dalam jarak dekat
Aku pun tak mengerti maksudku sendiri, hanya saja terlalu fokus khayalku pada lelaki itu
Mengapa, tanda tanya dan ia memenuhi pikirku,
Mengapa ia?
Ia mengapa?
Lalu banjir sebelanga.
Wednesday, August 10, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment